Jumat, 25 Maret 2016
ANNOUNCEMENT
Diberitahukan kepada mahasiswa/i Pendidikan Biologi Universitas Bung Hatta yang mengambil mata kuliah evaluasi bahwa perkuliahan untuk Jumat depan tanggal 1 April 2016 ditambah menjadi 2 pertemuan (2×3 sks). Oleh karena itu, untuk kelompok selanjutnya yang akan tampil harap mempersiapkan materi tentang validitas dan reliabilitas (selengkapnya harap lihat silabus). Demikian pemberitahuan ini disampaikan, terimakasih.
Sabtu, 19 Maret 2016
ASSIGNMENT
PSYCHOMOTOR DOMAIN
1. Instrumen penilaian kinerja
(Kisi-kisi, judul praktikum termasuk alat & bahan, tabel penilaian, dan rubrik penilaian)
2. Instrumen penilaian proyek
(Kisi-kisi, judul proyek, tabel penilaian, dan rubrik penilaian)
3. Instrumen penilaian portofolio
(Tabel kumpulan tugas portofolio siswa)
Note :
Sesuaikan judul praktikum dan judul proyek dengan materi tugas penilaian kognitif dan afektif.
Contoh tugas dapat dilihat pada lampiran Permendikbud RI Nomor 53 Tahun 2015 tentang penilaian keterampilan.
Good luck
1. Instrumen penilaian kinerja
(Kisi-kisi, judul praktikum termasuk alat & bahan, tabel penilaian, dan rubrik penilaian)
2. Instrumen penilaian proyek
(Kisi-kisi, judul proyek, tabel penilaian, dan rubrik penilaian)
3. Instrumen penilaian portofolio
(Tabel kumpulan tugas portofolio siswa)
Note :
Sesuaikan judul praktikum dan judul proyek dengan materi tugas penilaian kognitif dan afektif.
Contoh tugas dapat dilihat pada lampiran Permendikbud RI Nomor 53 Tahun 2015 tentang penilaian keterampilan.
Good luck
Kamis, 03 Maret 2016
PENILAIAN PSIKOMOTOR
A. ASPEK PSIKOMOTOR DALAM PEMBELAJARAN
Menurut Arikunto (2010) psikomotor berhubungan dengan kata ”motor”, “sensory motor”atau “perceptual-motor”. Dengan kata lain dapat diartikan ranah psikomotor ini berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan gerakan tubuh atau bagian-bagianya. Gerak yang dimaksud disini mulai dari gerak yang sederhana sampai yang lebih komplit. Hamid (2009) menambahkan bahwa psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Penilaian psikomotorik adalah penilaian untuk menggali potensi keterampilan atau penampilan sesorang dalam mengaplikasikan bidang keilmuannya. Penilaian aspek psikomotor lebih mengutamakan aspek proses bukan hasil, dimana akan banyak sekali aspek-aspek yang nantinya dapat dinilai dari psikomotor siswa setelah mereka menerima imformasi-informasi teoritik (Nitko ,2006 dalam Anwar, 2009).
Anwar (2009) bahwa pada dasarnya penilaian psikomotor bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka memahami proses pembelajaran kognitif. Jadi penilaian psikomotor tidak berdiri sendiri tetapi mesti didahului dengan penilaian dari ranah kognitif bahkan afektif terlebih dahulu.
Aspek-aspek untuk menilai ranah psikomotor ini juga dijelaskan oleh Hamid (2009) yang merumuskan kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek psikomotor diantaranya gerakan reflek, gerakan dasar, gerakan terampil, gerakan persepsi, gerakan kemampuan, gerakan indah dan kreatif.
Dave (1967) dalam Lutfi ( 2011) juga membagi tingkatan hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu:
1. Imitasi (meniru)
Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Kata operasionalnya yang digunakan pada tingkatan ini misalnya mengaktifkan, menyesuaikan, menggabungkan, mengatur, mengumpulkan, menimbang, mengonstruksikan, memperkecil, membangun, mengubah, membersihkan, memposisikan.
2. Manipulasi
Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini antara lain mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, mencampur, memilah, melatih, memperbaiki, membuat, menempatkan, mengidentifikasikan, mengisi, memanipulasi, mereparasi.
3. Presisi (Ketetapan)
Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Kata kerja yang digunakan pada tingkatan hampir sama dengan kata kerja pada tingkatan manipulasi tetapi dengan control yang lebih dan kesalahan yang lebih sedikit.
4. Artikulasi
Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini adalah mengalihkan, mengemas, memutar, menarik, mendorong, memindahkan, mengirim, memproduksi, mengoperasikan, mencampur, membungkus, menggantikan dan lain-lain. Contohnya peserta didik disuruh untuk membuat herbarium.
5. Naturalisasi (pengalamiahan)
Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh apabila siswa tiba-tiba disuruh oleh gurunya untuk mengambar sebuah organel sel kedepan kelas Sebagai contoh tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengambar organel sel tersebut dengan bagus.
Menurut Arikunto (2010) psikomotor berhubungan dengan kata ”motor”, “sensory motor”atau “perceptual-motor”. Dengan kata lain dapat diartikan ranah psikomotor ini berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan gerakan tubuh atau bagian-bagianya. Gerak yang dimaksud disini mulai dari gerak yang sederhana sampai yang lebih komplit. Hamid (2009) menambahkan bahwa psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Penilaian psikomotorik adalah penilaian untuk menggali potensi keterampilan atau penampilan sesorang dalam mengaplikasikan bidang keilmuannya. Penilaian aspek psikomotor lebih mengutamakan aspek proses bukan hasil, dimana akan banyak sekali aspek-aspek yang nantinya dapat dinilai dari psikomotor siswa setelah mereka menerima imformasi-informasi teoritik (Nitko ,2006 dalam Anwar, 2009).
Anwar (2009) bahwa pada dasarnya penilaian psikomotor bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka memahami proses pembelajaran kognitif. Jadi penilaian psikomotor tidak berdiri sendiri tetapi mesti didahului dengan penilaian dari ranah kognitif bahkan afektif terlebih dahulu.
Aspek-aspek untuk menilai ranah psikomotor ini juga dijelaskan oleh Hamid (2009) yang merumuskan kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek psikomotor diantaranya gerakan reflek, gerakan dasar, gerakan terampil, gerakan persepsi, gerakan kemampuan, gerakan indah dan kreatif.
Dave (1967) dalam Lutfi ( 2011) juga membagi tingkatan hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu:
1. Imitasi (meniru)
Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Kata operasionalnya yang digunakan pada tingkatan ini misalnya mengaktifkan, menyesuaikan, menggabungkan, mengatur, mengumpulkan, menimbang, mengonstruksikan, memperkecil, membangun, mengubah, membersihkan, memposisikan.
2. Manipulasi
Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini antara lain mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, mencampur, memilah, melatih, memperbaiki, membuat, menempatkan, mengidentifikasikan, mengisi, memanipulasi, mereparasi.
3. Presisi (Ketetapan)
Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Kata kerja yang digunakan pada tingkatan hampir sama dengan kata kerja pada tingkatan manipulasi tetapi dengan control yang lebih dan kesalahan yang lebih sedikit.
4. Artikulasi
Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini adalah mengalihkan, mengemas, memutar, menarik, mendorong, memindahkan, mengirim, memproduksi, mengoperasikan, mencampur, membungkus, menggantikan dan lain-lain. Contohnya peserta didik disuruh untuk membuat herbarium.
5. Naturalisasi (pengalamiahan)
Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh apabila siswa tiba-tiba disuruh oleh gurunya untuk mengambar sebuah organel sel kedepan kelas Sebagai contoh tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengambar organel sel tersebut dengan bagus.
Langganan:
Postingan (Atom)