Sabtu, 06 Februari 2016

ASPEK KOGNITIF



A. RANAH PENGETAHUAN TAKSONOMI BLOOM
Taksonomi  Bloom  ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum (Gunawan dan Palupi, tanpa tahun: 16). Tujuan kognitif atau ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Sebelum direvisi, pada ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi yang diurutkan secara hierarki piramida.


1. Pengetahuan (Knowledge)/C1
Pengetahuan merupakan aspek paling dasar dalam taksonomi Bloom. Dapat disebut juga aspek ingatan (recall). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk mengenali dan mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah, dan sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya (Daryanto, 1999: 103). 

Menurut Purwanto (2006: 44) dalam hal ini siswa  hanya dituntut untuk menyebutkan kembali atau menghafal saja. Untuk itu tipe tes yang paling anyak dipakai adalah tipe melengkapi (completion type), tipe isian (fill-in), dan tipe dua pilihan (true-false). 

2.Pemahaman (Comprehension)/C2 
Tingkat kemampuan ini mengharapkan siswa mampu memahami arti dan konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya (Purwanto, 2006: 44). Pemahaman  bersangkutan dengan inti dari sesuatu, maksudnya suatu bentuk pengertian atau pemahaman yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat menggunakan bahan atau ide yang sedang dikomunikasikan itu tanpa harus menghubungkannya dengan bahan lain (Gunawan dan Palupi, tanpa tahun: 20). 

Seseorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. Bentuk soal yang sering diguakan adalah pilihan ganda dan uraian.

Kemampuan pemahaman dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu:
a. Penerjemahan (translation)
Yaitu kemampuan untuk memahami suatu ide yang dinyatakan dengan cara lain dari pada pernyataan asli yang dikenal sebelumnya. Contoh: siswa dapat menjelaskan fungsi klorofil bagi tumbuhan.

b. Penafsiran (Interpretation)
 Yaitu kemampuan menghubungkan bagian-bagian dari grafik dengan kejadian, atau dapat membedakan yang pokok dari yang bukan pokok. Contoh: siswa dapat menjelaskan grafik tentang hubungan pertumbuhan penduduk dengan pencemaran yang disajikan dengan kata-katanya sendiri (verbal).

c. Ekstrapolasi (Ekstrapolation) Yaitu kemampuan untuk melihat kecendrungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan. Contoh: siswa dapat meramalkan apa yang akan terjadi apabila terjadi penggundulan hutan besar-besaran.

3.Penerapan (Apllication)/C3
Tingkat kemampuan ini menuntut siswa untuk bisa menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prnisip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi baru dan konkret.

Situasi yang digunakan haruslah baru karena apabila tidak demikian, maka kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan melainkan ingatan semata-mata. Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) (Sudaryono, 2012: 44).

Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur aspek penerapan antara lain adalah pilihan ganda dan uraian. Dibandingkan tes pilihan ganda, tes uraian lebih cocok untuk mengukur kemampuan penerapan ini. Contoh: siswa dapat memecahkan kasus persilangan dengan menggunakan perhitungan mendel atau siswa dapat menghitung kepadatan populasi suatu organisme berdasarkan rumus yang telah diberikan.

4. Analisis (Analysis)/C4
Tahap kemampuan ini mengharapkan siswa dapat menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antaranya (Sudaryono, 2012: 45).

Analisis diartikan sebagai pemecahan atau pemisahan suatu komunikasi (peristiwa, pengertian) menjadi unsur-unsur penyusunnya, sehingga ide (pengertian, konsep) itu relatif menjadi lebih jelas dan/atau hubungan antar ide-ide lebih eksplisit (Gunawan dan Palupi, tanpa tahun: 20).

Purwanto (2006: 46) mengatakan bahwa kemampuan analisis ini dapat berupa kemampuan untuk memahami dan menguraikan bagaimana proses terjadinya sesuatu atau cara bekerjanya sesuatu.

Kemampuan analisis ini dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:
a. Analisis unsur
Kemampuan merumuskan asumsi-asumsi serta mengidentifikasi unsur-unsur penting yang mendukung asumsi yang telah ditentukan. Misalnya siswa mampu merumuskan asumsi tentang fotosintesis dimana amilum dihasilkan tanpa bantuan cahaya matahari.

Unsur-unsur yang mendukung asumsi tersebut adalah adanya karbondioksida dan hidrogen (hasil fotolisis air) yang bereaksi sehingga menghasilkan amilum pada proses reaksi gelap.

b. Analisis hubungan
Kemampuan mengenal unsur-unsur dan beberapa pola hubungan serta sistem atau hipotesisnya. Kalau pada tingkat analasis unsur, siswa hanya menjelaskan apa yang ingin disampaikan dari sebuah pernyataan/permasalahan maka pada analisis hubungan, siswa sudah mampu menghubungkan bagian-bagian atau elemen-elemen dari suatu komunikasi. Misalnya, siswa mampu menemukan sebab-sebab menurunnya laju fotosintesis berdasarkan data yang tersedia.

c. Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
Kemampuan menganalisis pokok yang melandasi tatanan suatu organisasi. Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam tingkat analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi adalah kemampuan mengenal bentuk dari pola suatu karya sastra atau karya seni. Misalnya, siswa mampu menentukan nasihat yang tersirat dari suatu cerita.

5. Sintesis (Synthesis)/C5
Kemampuan sintesis merupakan kebalikan dari kemampuan analisis. Jenjang sintesis merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya.

Kemampuan sintesis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu:
a. Kemampuan menemukan hubungan yang unik
Kemampuan melahirkan suatu bentuk komunikasi yang unik adalah hasil belajar yang mencerminkan kemampuan siswa untuk membuat karya tulis. Kemampuan ini disebut unik karena suatu karya tulis tentang topik yang sama yang ditulis oleh dua orang akan menunjukkan hasil yang berbeda.

Hasil belajar yang termasuk pada tingkatan ini adalah kemampuan menulis cerita, esei untuk kesenangan pribadi atau untuk menghibur orang lain, kemampuan menceritakan perjalanan pribadi secara efektif, kemampuan menulis komposisi musik yang sederhana, kemampuan menceritakan pengalaman melakukan penelitian terhadap interaksi hewan.

b. Kemampuan membuat rancangan
Contoh kemampuan pada tingkat ini adalah kemampuan menentukan rencana atau langkah yang baru. Kalau dalam kemampuan penerapan, yang dituntut adalah kemampuan menerapkan pengetahuan dalam situasi yang baru.

Dalam hasil belajar penerapan, yang baru adalah masalah yang dihadapi. Sedangkan dalam hasil belajar sintesis, yang baru adalah usaha penyelesaiannya. Contoh rumusan tujuan pada tingkat ini adalah siswa mampu menyimpulkan  langkah-langkah yang harus ditempuh masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit SARS.

c. Kemampuan mengembangkan suatu tatanan (set) hubungan yang abstrak
Kemampuan pada tingkat ini adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan merumuskan hipotesis berdasarkan gejala dan fakta yang diobservasi, menarik kesimpulan yang bersifat generalisasi, mengubah hipotesis berdasarkan hal-hal yang baru, dan sebagainya.

Contoh: siswa mengamati pertumbuhan kacang hijau yang ditanam di tempat yang berbeda. Kacang hijau pertama ditanam di pot yang diletakkan di ruangan terbuka yang terkena sinar matahari, kacang hijau itu mempunyai daun yang bagus berwarna hijau dan batangnya agak pendek.

Sedangkan kacang hijau yang lain ditanam di pot yang diletakkan di tempat yang gelap dan ada celah yang bisa ditembus sinar matahari, kacang hijau itu mempunyai daun yang pucat dan batangnya panjang, serta mengarah ke sumber cahaya. Dari gejala dan fakta yang tampak, siswa dapat menarik kesimpulan bahwa pertumbuhan kacang hijau dipengaruhi oleh cahaya.

6. Penilaian (Evaluation)/C6
Dengan kemampuan penilaian, siswa diharapkan mampu membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya berdasarkan kriteria tertentu (Purwanto, 2006: 47).

Kriteria yang digunakan dalam penilaian ini dapat bersifat intern dan ekstern. Kriteria internal adalah kriteria yang berasal dari situasi atau keadaan yang dievaluasi itu sendiri, misalnya, menunjukkan kesalahan-kesalahan logika dalam suatu argumen, sedangkan kriteria eksternal adalah kriteria yang berasal dari luar keadaan atau situasi yang dievaluasi tersebut, misalnya membandingkan teori-teori, generalisasi-generalisasi, dan fakta-fakta pokok tentang sel. (Sudaryono, 2012: 45).

Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya. Overlap di antara enam jenjang berpikir itu akan lebih jelas pada Gambar.


Keterangan:
(1) Pengetahuan adalah jenjang berpikir paling dasar.
(2) Pemahaman, mencakup pengetahuan.
(3) Aplikasi atau penerapan, mencakup pemahaman dan pengetahuan.
(4) Analisis, mencakup aplikasi, pemahaman dan pengetahuan.
(5) Sintesis, meliputi juga analisis, aplikasi, pemahaman dan pengetahuan,
(6) Evaluasi, meliputi sintesis, analisis, aplikasi, pemahaman dan pengetahuan.    


B. RANAH KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM REVISI
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif.

Pada umumnya tujuan  pembelajaran  dirumuskan  berkaitan dengan hasil belajar (learning outcome) sebagai ukuran keberhasilan dari pembelajaran, dan dikerangkakan dalam penguasaan isi materi pembelajaran atau deskripsi dari apa   yang dilakukan. Dengan demikian dapat digolongkan dalam kata benda (noun), yakni pengusaan isi materi pelajaran dan dalam kata kerja (verb), yakni proses kognitif.

Contoh “siswa dapat menjelaskan 3 macam jaringan otot setelah membaca literatur dan mendengarkan penjelasan dari guru”. Kata-kata “siswa dapat menjelaskan” merupakan proses kognitif/kata kerja sedangkan “3 macam jaringan otot” merupakan kata benda. Jadi, dalam taksonomi Bloom terdapat dua aspek yaitu kata benda (noun)  dan kata kerja (verb).

Pada taksonomi bloom yang lama lebih memfokuskan pada kata benda (noun) sehingga dalam revisi taksonomi Bloom aspek “noun” dan “verb” menjadi dua aspek/dimensi yang terpisah, yaitu dimensi pengetahuan (knowledge dimension) dan dimensi proses kognitif (cognitive process dimension) (Rochmad, 2012) Revisi taksonomi Bloom melakukan pemisahan yang tegas antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif.

Kalau pada taksonomi yang lama dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah (pengetahuan), pada revisi taksonomi Bloom, pengetahuan benar-benar dipisah dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan sebab dimensi pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan merupakan kata benda sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja (Widodo, 2006). Selain perubahan dari satu dimensi menjadi dua dimensi, revisi taksonomi Bloom juga terlihat pada dimensi proses kognitif.

Dalam dimensi proses kognitif (cognitive process dimension) terdapat enam kategori sebagaimana pada taksonomi Bloom lama, tetapi ada perubahan yaitu, kategori pengetahuan (knowledge) diganti dengan ingatan (remember),  pemahaman (comprehension) diganti dengan  memahami (understand). Penerapan (application) diganti dengan  menerapkan (apply), analisis (analysis) diganti dengan menganalisis (analyze), dan evaluasi/penilaian (evaluation) diganti dengan mengevaluasi/menilai (evaluate). Sedangkan sintesis (synthesis) bertukar tempat dengan evaluasi dan berganti sebutan mencipta (create).


Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengindikasikan bahwa siswa  akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda).

Perubahan pengetahuan dalam taksonomi Bloom menjadi dimensi tersendiri yaitu dimensi pengetahuan dalam taksonomi revisi. Pengetahuan tetap dipertahankan dalam taksonomi revisi namun berubah menjadi dimensi tersendiri karena diasumsikan bahwa setiap kategori-kategori dalam taksonomi membutuhkan pengetahuan sebagai apa yang harus dipelajari oleh siswa (Gunawan dan Palupi, tanpa tahun: 24-25)

1. Dimensi Pengetahuan (knowledge dimension)
Dalam dimensi ini akan dipaparkan empat jenis kategori pengetahuan. Tiga kategori pertama dalam taksonomi revisi ini mencakup semua jenis pengetahuan yang terdapat dalam taksonomi Bloom. Sementara kategori keempat, yaitu  pengetahuan metakognitif dan subjenisnya semuanya baru.

a. Pengetahuan faktual (Factual knowledge)
Pengetahuan faktual berisikan elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa jika mereka akan mempelajari suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam disiplin ilmu tersebut.

Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu:
1) Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology)
Mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Setiap disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak sekali terminologi yang khas untuk disiplin ilmu tersebut. Beberapa contoh pengetahuan tentang terminologi: pengetahuan tentang alfabet, pengetahuan tentang istilah ilmiah, dan pengetahuan tentang simbol dalam peta.

2) Pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element)
Mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu kejadian, pengetahuan tentang produk suatu negara, dan pengetahuan tentang sumber informasi.

b. Pengetahuan konseptual (knowledge of conceptual)
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama-sama.

Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu:
1) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori (Knowledge of classifications and categories)
Mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian, atau susunan yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan tentang kelasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab pengetahaun ini juga menjadi dasar bagi siswa dalam mengkelasifikasikan informasi dan pengetahuan. Tanpa kemampuan melakukan kelasifikasi dan kategorisasi yang baik siswa akan kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, seperti pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat, pengetahuan tentang penggolongan hewan dan tumbuhan, dan pengetahuan tentang pengelompokan tumbuhan.

2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and generalizations)
Prinsip dan generalisasi merupakan bagian yang dominan dalam sebuah disiplin ilmu dan digunakan untuk mengkaji masalah-masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Contoh pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi di antaranya adalah pengetahuan tentang hukum Mendel dan pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar.

3) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur (Knowledge of theories,  models, and structures)
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur mencakup pengetahuan tentang berbagai paradigma, epistemologi, teori, model yang digunakan dalam disiplin-disiplin ilmu untuk mendeskripsikan, memahami, menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Contoh pengetahuan tentang teori, model, dan struktur antara lain pengetahuan tentang teori evolusi, pengetahuan tentang model DNA, dan pengetahuan tentang model atom.

c. Pengetahuan prosedural (Knowledge of procedural)
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu.

Pengetahuan prosedural ini terbagi menjadi  tiga  subjenis yaitu:
1) Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme (Knowledge of subject-specific skills and algorithms)
Mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritme yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Beberapa contoh pengetahuan yang termasuk hal ini, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan menimbang, pengetahuan mengukur suhu air yang dididihkan dalam beker gelas, dan pengetahuan tentang memipet.

2) Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu (Knowledge of subject-specific techniques and methods)
Pengetahuan tentang teknik dan metode lebih mencerminkan bagaimana ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya, pengetahuan tentang metode penelitian yang sesuai untuk suatu permasalahan sosial dan pengetahuan tentang metode ilmiah. Jadi, pengetahuan ini lebih difokuskan bagaimana cara berpikir dan menyelesaikan masalah-masalah, bukan hasil penyelesaian masalah atau hasil pemikirannya.

3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan (Knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures)
Mencakup pengetahuan tentang kapan suatu teknik, strategi, atau metode harus digunakan. Siswa dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik atau metode tetapi juga dapat mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang sebaiknya digunakan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu.

Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan tentang kriteria untuk menggunakan larutan dalam uji makanan, pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai untuk memecahkan masalah, dan pengetahuan memilih metode statistika yang sesuai untuk mengolah data.

d. Pengetahuan metakognitif (Knowledge of metacognitive)
Yaitu kesadaran seseorang akan penggunaan pengetahuannya sendiri (Herlanti dan Nopithalia, 2010: 12). Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang kognitif secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri.

Penelitian-penelitian tentang metakognitif menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangannya siswa menjadi semakin sadar akan pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognitif, dan apabila siswa bisa mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar.

Pengetahuan metakognitif merupakan dimensi baru dalam taksonomi revisi. Pencantuman pengetahuan metakognitif dalam kategori dimensi pengetahuan dilandasi oleh hasil penelitian-penelitian terbaru tentang peran penting pengetahuan siswa mengenai kognisi mereka sendiri dan kontrol mereka atas kognisi itu dalam aktivitas belajar.

Pengetahuan metakognitif terbagi menjadi tiga subjenis yaitu:
1) Pengetahuan strategik (Strategic knowledge)
Mencakup pengetahuan tentang strategi umum untuk belajar, berpikir, dan memecahkan masalah. Pengetahuan jenis ini dapat digunakan bukan hanya dalam suatu bidang tertentu tetapi juga dalam bidang-bidang yang lain.

Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan bahwa mengulang-ulang informasi merupakan salah satu cara untuk mengingat, dan pengetahuan tentang strategi perencanaan untuk mencapai tujuan.

2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif yang meliputi pengetahuan kontekstual dan kondisi yang sesuai (Knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge)
Mencakup pengetahuan tentang jenis operasi kognitif yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tertentu serta pemilihan strategi kognitif yang sesuai dalam situasi dan kondisi tertentu.

Beberapa contoh pengetahaun jenis ini misalnya: pengetahuan bahwa buku pengetahuan lebih sulit dipahami dari pada buku populer, pengetahuan bahwa meringkas bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bahwa cara kerja sendi mirip dengan cara kerja benda-benda di sekitar siswa.

3) Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge)
Mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam belajar. Salah satu syarat agar siswa dapat menjadi pembelajar yang mandiri adalah kemampuannya untuk mengetahui dimana kelebihan dan kekurangan serta bagaimana mengatasi kekurangan tersebut.

Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan bahwa seseorang yang ahli dalam suatu bidang belum tentu ahli dalam bidang lain, pengetahuan tentang tujuan yang ingin dicapai, dan pengetahuan tentang kemampuan yang dimiliki dalam mengerjakan suatu tugas.

2. Dimensi Proses Kognitif (Cognitive Process Dimension)
Dimensi proses kognitif mencakup enam katagori, yaitu:
a. Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.

Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Mengingat meliputi mengenali (recognizing) dan memanggil kembali (recalling).

1) Mengenali (recognizing) Mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan informasi yang baru. Bentuk tes yang meminta siswa menentukan betul atau salah, menjodohkan, dan pilihan berganda merupakan tes yang sesuai untuk mengukur kemampuan mengenali. Istilah lain untuk mengenali adalah mengidentifikasi (identifying). Contoh: Alat untuk mengukur tekanan darah adalah ....(Tensimeter).

2) Memanggil kembali (recalling)
Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang apabila ada petunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut. Tanda di sini seringkali berupa pertanyaan. Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving). Contoh: Siapakah penemu sel? (Robert Hook).

b. Memahami (Understand)
Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa.

Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif, yaitu:
1) Menafsirkan (interpreting)
Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari darikata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya meringkas atau membuat parafrase. Istilah lain untuk menafsirkan adalah mmengklarifikasi (clarifying), memparafrase (paraphrasing), menerjemahkan (translating), dan menyajikan kembali (representing).

2) Memberikan contoh (exemplifying)
Memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. Istilah lain untuk memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi (illustrating) dan mencontohkan (instantiating).

3) Mengklasifikasikan (classifying)
Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengkelasifikasikan adalah mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk mengklasifikasikan adalah mengkategorisasikan (categorising).

4) Meringkas (summarsing)
Membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari sebuat tulisan. Meringkas menuntut siswa untuk memilih inti dari suatu informasi dan meringkasnya. Istilah lain untuk meringkas adalah membuat generalisasi (generalising) dan mengabstraksi (abstracting).

5) Menarik inferensi (inferring)
Menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Untuk dapat melakukan inferensi siswa harus terlebih dapat menarik abstraksi suatu konsep/prinsip berdasarkan sejumlah contoh yang ada. Istilah lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi (extrapolating), menginterpolasi (interpolating), memprediksi (predicting), dan menarik kesimpulan (concluding).

6) Membandingkan (comparing)
Mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun situasi. Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain untuk membandingkan adalah mengkontraskan (contrasting), mencocokkan (matching), dan memetakan (mapping).

7) Menjelaskan (explaining)
Mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model (constructing a model).

c. Menerapkan (apply)
Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja.

Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
1) Menjalankan (executing)
Menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari sebelumnya. Langkah-langkah yang diperlukan sudah tertentu dan juga dalam urutan tertentu. Apabila langkah-langkah tersebut benar, maka hasilnya sudah tertentu pula. Istilah lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying out).

Contoh: Berapa macamkah gamet yang dihasilkan dari hasil persilangan dengan 8 sifat beda? (2n=28= 256 macam gamet). Berapa literkah isi sebuah drum dengan tinggi 1 m dan diameter 25 cm? (Gunakan rumus volume tabung=luas alas x tinggi)

2) Mengimplementasikan (implementing)
 Memilih dan menggunakan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru. Karena diperlukan kemampuan memilih, siswa dituntut untuk memiliki pemahaman tentang permasalahan yang akan dipecahkannya dan juga prosedur-prosedur yang mungkin digunakannya.

Apabila prosedur yang tersedia ternyata tidak tepat benar, siswa dituntut untuk bisa memodifikasinya sesuai keadaan yang dihadapi. Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah menggunakan (using).

d. Menganalisis (analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.

Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis, yaitu membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributting).
1) Membedakan (differentiating)
Membedakan bagian-bagian yang menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Oleh karena itu membedakan (differentiating) berbeda dari membandingkan (comparing).

Membedakan menuntut adanya kemampuan untuk menentukan mana yang relevan/esensial dari suatu perbedaan terkait dengan struktur yang lebih besar. Misalnya, apabila seseorang diminta membedakan antara apel dan jeruk, faktor warna, bentuk dan ukuran bukanlah ciri yang esensial.

Namun apabila yang diminta adalah membandingkan, hal-hal tersebut bisa dijadikan pembeda. Istilah lain untuk membedakan adalah memilih (selecting), membedakan (distinguishing) dan memfokuskan (focusing).

2) Mengorganisir (organizing)
Mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu. Contoh: menganalisis keseimbangan dinamis suatu ekosistem.

3) Menemukan pesan tersirat (attributting)
Menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi. Contoh: penentuan sebuah titik pandang bahwa manusia berasal dari kera menurut Charles Darwin).

e. Mengevaluasi (evaluate)
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.

Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini, yaitu: memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing).
1) Memeriksa (checking)
Memeriksa dapat diartikan sebagai koordinasi, pendeteksian, monitoring, atau pengujian, yaitu pendeteksian ketidakkonsistenan atau kekeliruan dalam proses atau produk berdasarkan kriteria internal.

Contoh: pendeteksian keefektifan prosedur yang telah diimplementasikan, penentuan apakah kesimpulan saitis sesuai dengan data hasil observasi, atau memeriksa apakah kesimpulan yang ditarik telah sesuai dengan data yang ada.

2) Mengkritik (critiquing)
Menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal. Contoh: menilai apakah rumusan hipotesis sesuai atau tidak (sesuai atau tidaknya rumusan hipotesis dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang penilai).

f) Mencipta/membuat/mengkreasikan (create)
Mencipta  mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.
Perbedaan mencipta ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis  siswa  bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada mencipta  siswa  bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.

Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu Menggeneralisasikan (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).
1) Menggeneralisasikan (generating)
Menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut.
Contoh: merumuskan hipotesis untuk memecahkan permasalahan yang terjadi berdasarkan pengamatan di lapangan.

2) Merencanakan (planning)
Merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah. Contoh: merancang serangkaian percobaan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

3) Memproduksi (producing)
Membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah. Contoh: mendesain (atau juga membuat) suatu alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan.


C. PENGEMBANGKAN KISI-KISI INSTRUMEN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan suatu alat ukur atau acuan atau suatu petunjuk oleh setiap guru dalam membuat soal. Kalau seorang pelaut menggunakan kompas/ peta dalam suatu perjalanan, agar selamat sampai ketujuan, maka kompas / peta itu disebut dengan kisi-kisi. Demikian pula dengan seorang guru yang ingin menulis sebuah soal harus dibekali dengan sebuah peta penyebaran butir pertanyaan itu dapaat ditentukan dengan tepat keberhasilan seseorang. Peta penyebaran butir pertanyaan disebut dengan kisi-kisi soal. Hasil dari pembuatan kisi-kisi akan membentuk suatu instrumen pembelajaran.

Sebagaimana diketahui bahwa instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.

Oleh karena itu diperlukan sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrument pembelajaran sehingga kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi dua yakni:
1) Tes
a. Kisi-kisi Instrumen Tes
Setelah tujuan tes ditetapkan, kegiatan berikutnya adalah menyusun kisi-kisi tes. Kisi-kisi ini pada dasarnya merupakan tabel matriks yang berisi spesifikasi soal yang akan ditulis. Kisi-kisi berisi tentang tujuan, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan penilaian yang berisi bentuk dan jenis tagihan. Standar kompetenssi dijabarkan menjadi kompetensi dasar, kompetensi dasar dipecah menjadi beberapa indikator, dan dari indikator inilah dibuat butir-butir instrumen.

Pada dasarnya terdapat empat langkah yang harus dipenuhi untuk menulis sebuah kisi-kisi, yaitu:
a) Memilih standar kompetensi dasar
b) Memilih kompetensi dasar
c) Menulis indikator
d) Menentukan bentuk tes.

Menurut Sudijono dalam Djali dan Muljono (2008), tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes sebagai alat penilaian pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidkan dan pengajaran, yang termasuk dalam kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes kemempuan akademik.

Tes ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Tes uraian
Tes uraian yang sering juga disebut dengan tes essay, merupakan alat penilaian yang hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.

2. Tes objektif
Soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa bentuk yakni:
a. Bentuk jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat atau simbol. Ada dua bentuk jawaban singkat yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak langsung

b. Bentuk soal benar-salah
Bentuk soal benar-salah addalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pertanyaan dimana sebagian dari pertanyaan yang benar dan pertanyaan yang salah Bentuk soal menjodohkan

c. Bentuk soal menjodohkan
terdiri dari dua kelompok pertanyaan yang paralel yang berada dalam satu kesatuan.
 Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berupa soal-soal dan sebelah kanan adalah jawaban yang disediakan. Tapi sebaiknya jumlah jawaban yang disediakan lebih banyak dari soal karena hal ini akan mengurangi kemungkinan siswa menjawab yang betul dengan hanya menebak.

d. Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.


2) Non-tes
Kisi-kisi Instrumen nontes
Penyusunan kisi-kisi instrumen nontes didahului dengan penentuan definisi konseptual, kemudian dijabarkan lagi kedefinisi operasional. Dari definisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi beberapa indikator yang selanjutnya dijabarkan menjadi butir-butir instrumen.

Pada dasarnya instrumen nontes ini dibedakan menjadi tiga, yaitu skala, angket, dan inventori. Skala digunakan untuk mengukur konstruk atau konsep psikologis seperti: sikap, minat, motivasi, pendapat, dan trait lainnya, sedangkan angket digunakan untuk mengukur fakta, atau yang dianggap fakta seperti: pendidikan terakhir, jumlah anggota, penghasilan setiap bulan, dll. Sementara itu, inventori digunakan untuk mengungkap kepemilikan benda nyata, seperti: jumlah kursi, jumlah meja, dll.

3) Kisi-kisi Instrumen
Penilaian Langkah awal sebelum membuat soal adalah membuat kisi-kisi instrument penilaian. Format kisi-kisi instrumen penilaian dapat berbeda antara berbagai jenis instrumen yang berbeda. Format kisi-kisi Skala Sikap bisa saja berbeda dengan format kisi-kisi Soal, dan berbeda pula dengan format kisi-kisi pembuatan lembar observasi atau chek list.

Kisi-kisi adalah rencana dasar pembuatan satu set atau  seperangkat instrumen penilaian. Satu kisi-kisi dibuat hanya untuk satu objek tertentu yang akan diukur, karena itu kita tidak dapat membuat kisi-kisi instrumen sekaligus untuk tiga ranah tujuan pembelajaran. Satu kisi-kisi dibuat hanya untuk satu dimensi, dan untuk satu tujuan tertentu.  

4) Tahapan Pengembangan
Kisi-kisi Instrument dalam Pembelajaran Adapun beberapa tahapan yang dilakukan dalam mengembangkan kisi-kisi instrument dalam pembelajaran, adalah:
a. Tentukan tujuan membuat kisi-kisi, apakah kisi-kisi untuk membuat soal ujian semester, untuk mengukur sikap siswa, atau yang lain.

b. Tentukan objek penilaian atau ruang lingkup materi yang akan diukur. Rumuskan indikator-indikator dari masing-masing aspek yang akan diukur (jika belum ada).

c. Tentukan aspek-aspek yang akan dimuat pada kisi-kisi. Buat kisi-kisi instrumen, dengan jumlah butir instrumen  sesuai alokasi waktu yang tersedia.

Sesudah penyusunan tabel spesifikasi kisi-kisi instrumen maka untuk memperoleh seperangkat soal tes diperlukan dua langkah yaitu : (a) menentukan bentuk soal, dan (b) menuliskan soal-soal tes.

a. Menentukan bentuk soal
Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk soal yaitu:
1) Waktu yang tersedia
2) Sifat materi yang diteskan.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan alokasi waktu tes adalah: Untuk tes formatif dari bahan diselesaikan dalam waktu 4-5 kali waktu pertemuan (45 menit) kira-kira memerlukan 15-20 menit, sedangkan untuk pelajaran memerlukan waktu lebih kurang 5-10 menit. Menyelesaikan soal bentuk objektif digunakan waktu yang diperlukan +½-1 menit untuk setiap butir tes. Untuk menyelesaikan soal bentuk uraian waktu yang diperlukan tergantung dari berapa lama siswa harus berfikir dan menulis jawaban.

b. Menuliskan  soal-soal tes
Langkah terakhir dari penyusunan tes adalah menuliskan soal-soal tes, langkah ini merupakan langkah paling penting karena kegagalan dalam hal ini dapat berakibat fatal.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1) Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami.
2) Satu soal tidak boleh mengandung tafsiran ganda atau membingungkan
3) Cara  memenggal  kalimat  atau  meletakkan/menata  kata-kata  perlu  sekali diperhatikan agar tidak salah tafsir.
4) Petunjuk mengerjakan.

Guru yang baik akan selalu meningkatkan mutu tes yang digunakan. Oleh karena menyusun tes itu sukar maka mereka disarankan untuk mengumpulkan saran-saran tesnya, dan disertai dengan catatan mengenai soal-soal tersebut. Dengan cara demikian maka keterampilan guru dalam menyusun tes akan meningkatkan dan memperoleh mutu tes yang maksimal.

D. KAIDAH PENYUSUNAN INSTRUMEN EVALUASI ASPEK PENGETAHUAN
Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.

Dalam mengembangkan kisi-kisi instrumen pada ranah kognitif ini, juga dibantu dengan menggunakan daftar kerja operasional dalam ranah kognitif. Berbagai macam kata kerja operasional yang digunakan untuk meninjau sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk soal, kemudian diujikan, dan dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat kemampuan siswa.                

Daftar contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah kognitif dapat dilihat pada Tabel.


36 komentar:

  1. Deadline minggu 7 Januari 2016 pukul 12 malam

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf bu ayu ngirim nya 2 kali karna pas di kirim smua kata nya kata-kata nya terlalu banyak bu maka nya ayu kirim 2 kali. maaf ya bu. makasih bu.

      Hapus
  2. Deadline minggu 7 Januari 2016 pukul 12 malam

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum wr.wb
    ASPEK KOGNITIF
    sebelumnya kitya harus mengetahui :
    RANAH PENGETAHUAN TAKSONOMI BLOOm.
    Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
    Sebelum direvisi, pada ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi yang diurutkan secara hierarki piramida.
    1. Pengetahuan (Knowledge)/C1
    2.Pemahaman (Comprehension)/C2
    Kemampuan pemahaman dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu:
    a. Penerjemahan (translation)
    b. Analisis hubungan
    c. Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi

    3.Penerapan (Apllication)/C3
    4. Analisis (Analysis)/C4
    5. Sintesis (Synthesis)/C5
    Kemampuan sintesis merupakan kebalikan dari kemampuan analisis. Jenjang sintesis merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya.
    Kemampuan sintesis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu:
    a. Kemampuan menemukan hubungan yang unik
    Kemampuan melahirkan suatu bentuk komunikasi yang unik adalah hasil belajar yang mencerminkan kemampuan siswa untuk membuat karya tulis. Kemampuan ini disebut unik karena suatu karya tulis tentang topik yang sama yang ditulis oleh dua orang akan menunjukkan hasil yang berbeda.

    Hasil belajar yang termasuk pada tingkatan ini adalah kemampuan menulis cerita, esei untuk kesenangan pribadi atau untuk menghibur orang lain, kemampuan menceritakan perjalanan pribadi secara efektif, kemampuan menulis komposisi musik yang sederhana, kemampuan menceritakan pengalaman melakukan penelitian terhadap interaksi hewan.

    b. Kemampuan membuat rancangan
    Contoh kemampuan pada tingkat ini adalah kemampuan menentukan rencana atau langkah yang baru. Kalau dalam kemampuan penerapan, yang dituntut adalah kemampuan menerapkan pengetahuan dalam situasi yang baru.

    Dalam hasil belajar penerapan, yang baru adalah masalah yang dihadapi. Sedangkan dalam hasil belajar sintesis, yang baru adalah usaha penyelesaiannya. Contoh rumusan tujuan pada tingkat ini adalah siswa mampu menyimpulkan langkah-langkah yang harus ditempuh masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit SARS.

    c. Kemampuan mengembangkan suatu tatanan (set) hubungan yang abstrak
    Kemampuan pada tingkat ini adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan merumuskan hipotesis berdasarkan gejala dan fakta yang diobservasi, menarik kesimpulan yang bersifat generalisasi, mengubah hipotesis berdasarkan hal-hal yang baru, dan sebagainya.

    Contoh: siswa mengamati pertumbuhan kacang hijau yang ditanam di tempat yang berbeda. Kacang hijau pertama ditanam di pot yang diletakkan di ruangan terbuka yang terkena sinar matahari, kacang hijau itu mempunyai daun yang bagus berwarna hijau dan batangnya agak pendek.

    Sedangkan kacang hijau yang lain ditanam di pot yang diletakkan di tempat yang gelap dan ada celah yang bisa ditembus sinar matahari, kacang hijau itu mempunyai daun yang pucat dan batangnya panjang, serta mengarah ke sumber cahaya. Dari gejala dan fakta yang tampak, siswa dapat menarik kesimpulan bahwa pertumbuhan kacang hijau dipengaruhi oleh cahaya.

    6. Penilaian (Evaluation)/C6
    Dengan kemampuan penilaian, siswa diharapkan mampu membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya berdasarkan kriteria tertentu (Purwanto, 2006: 47).


    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum wr wb.
    - Ranah pengetahuan Taksonomi Bloom
    Bloom membagi ranah pengetahuan menjadi 3 yaitu Ranah Kognitif (pengetahuan), Ranah Afektif (sikap) dan ranah Psikomotorik (keterampilan. dan di sini akan di bahas tetntang ranah Kognitif menurut taksonomi bloom.
    -Teknik dan prinsip pengembangan instrumen
    Ranah KOgnitif adalah ranah yang mencakup segala kegiatan berfikir dengan menggunakan otak. dan menurut bloom segala yang berhubungan dengan aktifitas otak itu termasuk ke dalam ranah kognitif.di dalam ranah kognitif yang sebelum di revisi pada tahun 1956 ada 6 yaitu :
    1. Pengetahuan (knowledge) atau mengingat kembali yaitu kemampuan seseorang u/ mengulang atau mengingat kembali dan menurut bloom pengetahuan ini adalah proses pemikiran yang di kategorikan sangat rendah.(C1)
    2. pemahaman (comprehension) atau memahami yaitu kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu. (C2)
    3. aplikasi atau penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk menggunakan ide-ide atau prinsip-prinsip . (C3)
    4. analisis atau menganalisis adalah kemampuan seseorang untuk merincikan suatu bahan menurut bagian atau faktor satu dengan faktor yg lainnya dan di sini inti nya saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainya. atau menguraikan sesuatu ke yang lebih rinci dan mudah di pahami.(C4)
    5. sintesis atau mengsintesis adalah kebalikan dari analisis karena dia merupakan suatu proses yg memadukan teori baru atau pola baru secara logis dan sintesis ini lebih tinggi kedudukannya di bandingkan dengan analisis. (C5)
    6. Evaluasi atau mengevaluasikan yang merupakan tingkatan tertinggi dari taksonomi bloom karena dalam evaluasi seseorang itu harus mampu mengambil keputusan untuk memilih sesuatu yang baik sesuai dengan syarat atau kriteria yang ada. (C7)
    Dan setelah di lakukan revisi pada tahun 2001 menurut bloom ada 6 ranah kognitif yaitu :
    1. meningat (remember) merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. contohnya seperti mempelajari, mencatat,mengutip,meninjau.dll (C1)
    2. Memahami (Understand) merupakan Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. contonya seperti merangkum,meringkas,menyimpulkan. dll.(C2)
    3. Mengaplikasikan atau Menerapkan yaitu Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. contonya seperti mencegah, menggali, menggunakan. dll (C3)
    4. Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. contohnya yaitu seperti mengkorelasikan,menguji, merinci. dll (C4)
    5. Mengevalusi yaitu mengambil tindakan atau membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.contohnya yaitu menilai, mengukur, menguji. dll (C5)
    6.Mencipta atau create yaitu mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. contohnya memadukan, membangun, menyusun, menyiapkan . dll (C6)

    BalasHapus
  7. Ke-enam ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap atau tumpang tindih. kontinum merupakan kegiatan tersebut berkelanjutan dan bertingkat dan overlap merupakan tumpang tindih atau saling berhubungan.
    -Kaidah penyusunan instrumen evaluasi.
    instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup: wawancara, angket, dan pengamatan (observasi).
    -Kisi-kisi instrumen aspek kognitif
    dan kisi-kisi itu tidak ada untuk siswa karena kisi-kisi itu berfungsi sebagai acuan untuk guru dalam membuat soal agar sesuai dengan tingkat pemahaman dan kecocokan dengan alat evalusi. dan kisi - kisi itu ada yg berbentuk tes, non tes, kisi-kisi instrumen dan tahap pengembangan.

    Sekian dari saya.
    AYU MAHYUNI
    (1310013221021)
    Wassalamualaikum wr.wb

    BalasHapus
  8. Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.

    Dalam mengembangkan kisi-kisi instrumen pada ranah kognitif ini, juga dibantu dengan menggunakan daftar kerja operasional dalam ranah kognitif. Berbagai macam kata kerja operasional yang digunakan untuk meninjau sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk soal, kemudian diujikan, dan dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat kemampuan siswa.

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum. Tujuan kognitif atau ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental. Dalam dimensi proses kognitif (cognitive process dimension) terdapat enam kategori yang telah direvisi Bloom, yaitu:
    1. Mengingat (Remember)
    2. Memahami (Understand)
    3. Menerapkan (Apply)
    4. Menganalisis (Analyze)
    5. Mengevaluasi/Menilai (Evaluate)
    6. Mencipta (Create)

    Kisi-kisi merupakan suatu alat ukur atau acuan atau suatu petunjuk oleh setiap guru dalam membuat soal. Hasil dari pembuatan kisi-kisi akan membentuk suatu instrumen pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrumen pembelajaran sehingga kisis-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi dua yakni: tes dan nontes.

    Kisi-kisi instrumen tes pada dasarnya merupakan tabel matriks yang berisi spesifikasi soal yang akan ditulis. Kisi-kisi berisi tentang tujuan, standar kompetensi, materi pokok, dan penilaian yang berisi bentuk dan jenis tagihan. Standar kompetensi dijabarkan menjadi kompetensi dasar, kompetensi dasar dijabarkan menjadi beberapa indikator, dan dari indikator inilah dibuat butir-butir instrumen. Tes ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: tes uraian dan tes objektif.

    Kisi-kisi instrumen nontes penyusunannya didahului dengan penentuan definisi konseptual, kemudian dijabarkan lagi kedefinisi operasional. Dari definisi operasional ini kemudian dijabarkan beberapa indikator yang selanjutnya dijabarkan menjadi butir-butir instrumen. Pada dasarnya instrumen nontes ini dibedakan menjadi tiga, yaitu: skala, angket, dan inventori.

    Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan persepsi, pikiran, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan. Dalam mengembangkan kisi-kisi instrumen pada ranah kognitif ini, juga dibantu dengan menggunakan daftar kerja operasional dalam ranah kognitif.

    BalasHapus
  11. ASPEK KOGNITIF

    A. RANAH PENGETAHUAN TAKSONOMI BLOOM
    Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum (Gunawan dan Palupi, tanpa tahun: 16)
    1. Kognitif (proses berfikir )
    B. Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegtahui dan memecahkan masalah.
    C. Menurut Bloom (1956)
    terdapat 6 tingkatan dalam membuat soal:
    1. Pengetahuan (Knowledge)/C1
    Pengetahuan merupakan aspek paling dasar dalam taksonomi Bloom. Dapat disebut juga aspek ingatan (recall)ataw aspek mengigat atau tau

    2.Pemahaman (Comprehension)/C2
    Tingkat kemampuan ini mengharapkan siswa mampu memahami arti dan konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya (Purwanto, 2006: 44).
    Kemampuan pemahaman dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu:
    a. Penerjemahan (translation)
    Yaitu kemampuan untuk memahami suatu ide yang dinyatakan dengan cara lain dari pada pernyataan asli yang dikenal sebelumnyab.
    b.Penafsiran (Interpretation)
    Yaitu kemampuan menghubungkan bagian-bagian dari grafik dengan kejadian, atau dapat membedakan yang pokok dari yang bukan pokok.
    c. Ekstrapolasi (Ekstrapolation) Yaitu kemampuan untuk melihat kecendrungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan.

    3.Penerapan (Apllication)/C3
    Tingkat kemampuan ini menuntut siswa untuk bisa menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prnisip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi baru dan konkret.

    4. Analisis (Analysis)/C4
    Tahap kemampuan ini mengharapkan siswa dapat menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antaranya
    Kemampuan analisis ini dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:
    a. Analisis unsur
    Kemampuan merumuskan asumsi-asumsi serta mengidentifikasi unsur-unsur penting yang mendukung asumsi yang telah ditentukan.
    b. Analisis hubungan
    Kemampuan mengenal unsur-unsur dan beberapa pola hubungan serta sistem atau hipotesisnya. Kalau pada tingkat analasis unsur, siswa hanya menjelaskan apa yang ingin disampaikan dari sebuah pernyataan/permasalahan maka pada analisis hubungan, siswa sudah mampu menghubungkan bagian-bagian atau elemen-elemen dari suatu komunikasi.
    c. Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
    Kemampuan menganalisis pokok yang melandasi tatanan suatu organisasi.

    5. Sintesis (Synthesis)/C5
    Kemampuan sintesis merupakan kebalikan dari kemampuan analisis
    Kemampuan sintesis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu:
    a. Kemampuan menemukan hubungan yang unik
    Kemampuan melahirkan suatu bentuk komunikasi yang unik adalah hasil belajar yang mencerminkan kemampuan siswa untuk membuat karya tulis.
    b. Kemampuan membuat rancangan
    Contoh kemampuan pada tingkat ini adalah kemampuan menentukan rencana atau langkah yang baru.
    c. Kemampuan mengembangkan suatu tatanan (set) hubungan yang abstrak
    Kemampuan pada tingkat ini adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan merumuskan hipotesis berdasarkan gejala dan fakta yang diobservasi, menarik kesimpulan yang bersifat generalisasi, mengubah hipotesis berdasarkan hal-hal yang baru, dan sebagainya.

    6. Penilaian (Evaluation)/C6
    Dengan kemampuan penilaian, siswa diharapkan mampu membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya berdasarkan kriteria tertentu

    BalasHapus
  12. assalamualaikum...
    untuk materi kali ini dapat disimpulkan:
    dari keenam Kemampuan pemahaman diatas sangat berhubugan erat karna saling berhubungan dan ketergantungan,karna dari remember, understand, apply, analize, creat, evaluate merupakan kerangka berfikir dari yang mengingat sampai mnciptakan sesuatu adalah hasil pemikiran tertinggi dari seorang seorang manusia.
    tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.usun

    Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
    Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
    Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
    Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

    KAIDAH PENYUSUNAN INSTRUMEN EVALUASI ASPEK PENGETAHUAN
    Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.

    sekian dari kesimpulan dari saya
    INDRA WATI
    (1310013221002)

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Alhamdulillah deadlinenya besok hehe makasiih buk:)

    BalasHapus
  15. Assalamu’alaikum wr...wb
    Ranah Koknitif
    A. Ranah Pengetahuan Taksonomi Bloom
    Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum. Tujuan kognitif atau ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
    1. Pengetahuan (Knowledge)/C1
    Pengetahuan merupakan aspek paling dasar dalam taksonomi Bloom.Dapat disebut juga aspek ingatan (recall).
    2. Pemahaman (Comprehension)/C2
    Tingkat kemampuan ini mengharapkan siswa mampu memahami arti dan konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya .
    Kemampuan pemahaman dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu:
    a. Penerjemahan (translation)
    b. Penafsiran (Interpretation)
    c. Ekstrapolasi (Ekstrapolation)
    3. Penerapan (Apllication)/C3
    Tingkat kemampuan ini menuntut siswa untuk bisa menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prnisip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi baru dan konkret.
    4. Analisis (Analysis)/C4
    Tahap kemampuan ini mengharapkan siswa dapat menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antaranya .
    a. Analisis unsur
    b. Analisis hubungan
    c. Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
    5. Sintesis (Synthesis)/C5
    Kemampuan sintesis merupakan kebalikan dari kemampuan analisis.Jenjang sintesis merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya.
    6. Evaluation /C6
    Dengan kemampuan penilaian, siswa diharapkan mampu membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya berdasarkan kriteria tertentu.
    Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya.
    Dan kenapa ranah koknitif dikatan Overlap karena saling tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya seperti pengetahuan akan berkelanjutan dengan pemahaman dan jika seorang siswa sudah mampu menganalisis soal maka seorang siswa sudah dikatan bisa mengerjakan soal yang berbentuk C1,C2 dan seterusnya dan itu semua kerna ada keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

    BalasHapus
  16. B. RANAH KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM REVISI
    Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif.
    Revisi taksonomi Bloom ini sebenarnya memiliki makna yang sama dan tujuan yang sama akan tetapi di dalam revisi taksonomi bloom ini memiliki pertukan nama dan penukaran tingkkatan, pada taksonomi bloom yang lama 1956 tingkatan tertinggi adalah evaluasi dan ada tahun 2001 tinggkatan tertinggi adalah sebuah kreativitas, menurut pendapat dwi kenapa kreatif yang memiliki tinggkatan tertinggi karena seorang siswa yang mampu menguasai semua mata pelajaranya tidak cukup bagi mereka, karena pada kurikulum yang akan mendatang bukan sekedar hasil-hasil ujian yang berbentuk nilai-nilai saja tetapi mereka dituntut menjadi seorang siswa yang berkreatifpitas yang tinggi, kerna seorang siswa yang sudah memilii kreatifitas yang tinggi mereka digolongkan sebagai sisa yang mampu melewati evaluasi.
    1. Dimensi Pengetahuan (knowledgedimension)
    Dalam dimensi ini akan dipaparkan empat jenis kategori pengetahuan..
    a. Pengetahuan faktual (Factual knowledge)
    1) Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology)

    2) Pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element)
    b. Pengetahuan konseptual (knowledge of conceptual)
    1) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori (Knowledge of classifications and categories)
    2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and generalizations)
    3) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur (Knowledge of theories, models, and structures)
    c. Pengetahuan prosedural (Knowledge of procedural)
    1) Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme (Knowledge of subject-specific skills and algorithms)
    2) Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu (Knowledge of subject-specific techniques and methods)
    3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan (Knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures)
    d. Pengetahuan metakognitif (Knowledge of metacognitive)
    1) Pengetahuan strategik (Strategic knowledge)
    2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif yang meliputi pengetahuan kontekstual dan kondisi yang sesuai (Knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge)
    3) Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge)
    1. Dimensi Proses Kognitif (Cognitive Process Dimension)
    Dimensi proses kognitif mencakup enam katagori, yaitu:
    a. Mengingat (Remember)
    Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
    1) Mengenali (recognizing)
    2) Memanggil kembali (recalling)
    b. Memahami (Understand)
    1) Menafsirkan (interpreting)
    2) Memberikan contoh (exemplifying)
    3) Mengklasifikasikan (classifying)
    4) Meringkas (summarsing)
    5) Menarik inferensi (inferring)
    6) Membandingkan (comparing)
    7) Menjelaskan (explaining)
    c. Menerapkan (apply)
    Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas.
    1) Menjalankan (executing)
    2) Mengimplementasikan (implementing)
    d. Menganalisis (analyze)
    Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
    1) Membedakan (differentiating)
    2) Mengorganisir (organizing)
    3) Menemukan pesan tersirat (attributting)

    BalasHapus
  17. e. Mengevaluasi (evaluate)
    Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.).
    1) Memeriksa (checking)
    2) Mengkritik (critiquing)
    f. Mencipta/membuat/mengkreasikan (create)
    Mencipta mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.
    1) Menggeneralisasikan (generating)
    2) Merencanakan (planning)
    3) Memproduksi (producing)
    C. PENGEMBANGKAN KISI-KISI INSTRUMEN PEMBELAJARAN
    Kisi-kisi merupakan suatu alat ukur atau acuan atau suatu petunjuk oleh setiap guru dalam membuat soal. Kalau seorang pelaut menggunakan kompas/ peta dalam suatu perjalanan, agar selamat sampai ketujuan, maka kompas / peta itu disebut dengan kisi-kisi, kisi kisi ini terbagi atas dua bagian yaitu Tes dan Non tes pembagian tes dan non tes yang telah kita pelajari diminggu lalu Tes ( tes uraian dan tes objektif) sedangkat Non tes ( wawancara,angket dan sebagaina).
    CARA PENYUSUNAN KISI-KISI RANAH KOKNITIF
    1. Kita harus membuat tabel
    2. Pada kolom pertama kita harus membuat Indikator Pembelajaran, Indikator pembelajaran yang diambil adalah indikator pembelajaran yang ada disilabus
    3. Kolom kedua yaitu tujuan pembelajaran, yang dimana yang telah kita ketahui pembuatan tujuan pembelajaran harus sesui baik dan benar baik (a,b,c,d) maupun (O,P,keterangan)
    4. Kolom ketiga indikator soal
    5. Kolom keempat Butiran soal
    6. Kolom kelima jenis tes (uraian dan Objektif)
    7. Kolom keenam jawaban pertanyaan
    8. Kolom ketujuh Tingkat koknitif (C1,C2,C3,C4,C5,C6 dan C7)

    Wasalam ...
    Dwi Permatasari (1310013221011)

    BalasHapus
  18. بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
    Ranah pengetahuan taksonomi BLOOM
    Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum . Tujuan kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).ranah pengetahuan taksonomi bloom tahun 1956:
    1. Pengetahuan /C1,merupakan kemampuan untuk menyebutkan kembali tanpa harus mengerti.
    2.Pemahaman /C2, merupakan kemampuan untuk memahami arti dan konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya . Siswa dapat dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
    3.aplikasi /C3, merupakan kemampuan untuk bisa menerapkan metode-metode, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya.
    4. Analisis /C4, merupakan kemampuan untuk dapat menguraikan suatu bahan atau keadaan.
    5. Sintesis /C5, merupakan kebalikan dari kemampuan analisis, merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
    6. Penilaian /C6 merupakan kemampuan penilaian, siswa mampu membuat suatu penilaian berdasarkan kriteria tertentu .
    Perubahan ranah kognitif taksonomi bloom dibuat agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengindikasikan bahwa siswa akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda). Hasil dari perubahan ranah kognitif taksonomi bloom antara lain:
    1. Mengingat (Remember), merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
    2 .Memahami (Understand), merupakan mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
    c. Menerapkan (apply), Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas.
    d. Menganalisis (analyze), merupakan usaha memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
    e. Mengevaluasi (evaluate).merupaka usaha membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.
    f) Mencipta(create), mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa dan menghasilkan suatu produk baru.
    Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya.

    Pengembangan kisi-kisi instrumen pembelajaran
    Kisi-kisi merupakan suatu alat ukur atau acuan atau suatu petunjuk oleh setiap guru dalam membuat soal. Oleh karena itu diperlukan sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrument pembelajaran sehingga kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi yakni: Tes (uraian, objekrif, soal benar salah, soal menjodohkan), non-tes (skala, angket, dan intervior)
    Dalam mengembangkan kisi-kisi instrumen pada ranah kognitif ini, juga dibantu dengan menggunakan daftar kerja operasional dalam ranah kognitif.

    Fitria Romadona (1310013221026)

    BalasHapus
  19. Assalamualaikum wr.wb
    Menurut pendapat saya dari data diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
    1.Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif;
    2.Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami,mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif adalah: Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6);
    3.Setiap pelajaran memerlukan tes untuk mengukur sebagaimana jauh kemampuan siswa. Dalam tes yang akan diberikan seorang guru kepada siswa memerlukan standar kelulusan dan pencapaian atau indikator yang harus dimiliki siswa agar proses belajar mengajar sesuai apa yang diinginkan. Dalam penyusunan tes atau evalusi pembelajaran diperlukan kisi-kisi sebagai targetan yang hendak dicapai dalam proses pembalajaran.

    Sekian dari kesimpulan saya buk
    Nur Hasanah Tanjung
    1310013221025

    Wassalammualaikum wr.wb

    BalasHapus
  20. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
    1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
    2. Pemahaman (comprehension)
    3. Penerapan (application)
    4. Analisis (analysis)
    5. Sintesis (syntesis)
    6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
    Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

    RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM

    Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki. Tujuan penyajian ke dalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut Taksonomi Bloom. Bloom dan Krathwohl menggunakan 4 prinsip-prinsip dasar dalam merumuskan taksonomi, antara lain:
    1. Prinsip metodologi
    Perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar
    2. Prinsip psikologis
    Taksonomi hendaknya konsisten fenomena kejiwaan yang ada sekarang
    3. Prinsip Logis
    Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten
    4. Prinsip tujuan
    Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai.
    Taksonomi Bloom merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari B.S Bloom Editor M.D Engelhart, E Frust, W.H. Hill dan D.R Krathwohl, yang kemudian di dukung oleh Ralp W. Tyler. Bloom merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan :
    1. Kategori tingkah laku yang masih verbal
    2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan
    3. Tingkah laku konkrit yang terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal.
    Pada awalnya Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (apply), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) dalam satu dimensi, maka Anderson dan Kratwohl merevisinya menjadi dua dimensi, yaitu proses dan isi/jenis.
    Pada dimensi proses, terdiri atas mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi (create). Sedangkan pada dimensi isinya terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowlwdge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge).

    BalasHapus
  21. Penyusunan Instrumen Evaluasi
    Untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran, tentunya kita memerlukan instrumen/alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang kita butuhkan.

    Prosedur yang ditempuh untuk menyusun alat penilaian tes sebagai berikut

    1. Menentukan bentuk tes

    Bentuk tes ada dua macam yaitu
    a) tes objektif

    Bentuk tes objektif adalah

    1. Tes benar atau salah
    2. Tes pilihan ganda
    3. Tes menjodohkan
    4. Tes yang butir-butir soalnya terdiri dari satu daftar premis dan satu jawaban yang sesuai.
    5. Tes melengkapi (tes yang butir soalnya terdiri dari kalimat pernyataan yang belum sempurna, dimana siswa diminta untuk melengkapi kalimat tersebut dengan satu atau beberapa kata)


    b) tes subjektif

    Bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau perintah yang memerlukan jawaban bersifat pembahasan atau uraian kata-kata yang relatif panjang (Arikunto dalam bukunya Dimyati, 2009: 211).
    Bentuk tes subjektif juga bisa dibagi menjadi jenis butir soal memberikan jawaban dan jenis butir soal pilihan. Jenis butir soal memberikan jawaban terdiri dari pertanyaan esai dan butir soal jawaban singkat. Sedangkan soal butir pilihan terdiri dari butir soal pilihan ganda, menjodohkan, dan butir soal benar salah

    2. Membuat kisi-kisi butir soal

    yaitu kegiatan yang dilaksanakan evaluator untuk membuat suatu tabel yang memuat tentang perincian aspek isi dan apek perilaku beserta proporsi yang dikehendakinya.

    Kisi-kisi butir soal terdiri dari luang lingkup

    a) Pokok bahasan atau pelajaran yang dinilai
    b) Taraf-taraf penguasaan aspek-aspek yang akan diukur kognitif ,afektif dan psikomotor.
    c) Jumlah butir soal
    d) Jumlah waktu yang diperlukan

    c. Menulis butir soal,

    yaitu kegiatan yang dilaksanakan evaluator setelah membuat kisi-kisi soal.

    Kaidah-kaidah penulisan tiap butir soal
    a) Benar-salah

    Memastikan butir soal dipastikan benar atau salah
    Jangan menulis butir soal yang memperdayakan
    Menghindari pertanyaan negatif
    Menghindari pertanyaan berarti ganda, dll
    b) Pilihan ganda

    Pokok soal dirumuskan jelas
    Perumusan soal dan jawaban hendaknya merupakan pertanyaan ang diperlukan.
    Satu soal hanya ada satu jawaban benar
    Diusahakan tidak ada petunjuk untuk jawaban benar
    Merakit soal, diusahakan jawaban benar letaknya tersebar sehigga tidak terjadi pola jawaban tertentu
    Diusahakan jawaban soal yang satu tidak bergantung dari jawaban butir soal lain, dll
    c) Soal Menjodohkan

    Memastikan antara premis dan pilihan jawaban homogen
    Dasar untuk menjodohkan premis dan pilihan dibuat jelas,dll
    d) Soal melengkapi

    Memastikan pertanyaan dapat dijawab dengan kata atau kalimat yang mudah
    Memastikan jawaban satu yang benar
    Jangan memutus-mutus soal melengkapi
    Hindari memberi petunjuk ke arah jawaban,dll
    e) Soal esai

    Memastikan pertanyaan terarah
    Memutuskan cara memberian skor pertanyaan esai, dll
    d. Menata soal

    Pengelompokan butir-butir soal berdasarka bentuk soal dan melengkapi petunjuk pengerjaannya

    Prosedur yang ditempuh untuk menyusun alat penilaian non-tes sebagai berikut:

    a. Menentukan bentuk non tes

    Bentuk dapat meliputi

    a) Observasi
    b) Check list
    c) Wawancara

    b. Menetapkan aspek-aspek sasaran evaluasi yang akan dinilai

    Menulis alat penilai non tes sesuai dengan sasaran evaluasi hasil belajar misalnya lembar observasi, check list, lembar wawancara.

    BalasHapus
  22. assalamuailaikum wr wb
    A.ranah kognitif
    Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak dan mental termasuk ranah kognitif.
    pada tahun 2001 blom merubah hierakri taksonomi bloom yaitu :
    1.remember ( mengingat )
    2.Understand ( memahami)
    3.Apply ( mengaplikasikan )
    4.Analyze ( menganalisis)
    5.Evaluate ( mengevaluasi )
    6.Create ( menghasilkan sesuatu)
    B.INSTRUMEN PEMBELAJARAN
    1. Pengertian Kisi-kisi
    Kisi-kisi merupakan suatu acuan atau suatu petunjuk oleh
    setiap guru dalam membuat soal.
    sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrument pembelajaran sehingga kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi dua yakni:
    1) Tes
    terbagi 2 yaitu tes objektif dan subjektif
    2.non tes
    pada dasarnya instrumen nontes ini dibedakan menjadi tiga, yaitu skala, angket, dan inventori. Skala digunakan untuk mengukur konsep psikologis seperti: sikap, minat, motivasi, pendapat, sedangkan angket digunakan untuk mengukur fakta, atau yang dianggap fakta , Sementara itu, inventori digunakan untuk mengungkap kepemilikan nyata.
    C. PENYUSUNAN INSTRUMEN EVALUASI ASPEK PENGETAHUAN
    Dalam menyusun kisi-kisi , dapat menggunakan daftar kerja operasional . Berbagai macam kata kerja operasional yang digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk soal.
    wassalam :)

    BalasHapus
  23. Assalammualaikum wr wb
    Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya

    Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

    Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
    Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
    Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

    DEFINISI KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK
    A. Kognitif
    Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
    1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
    2. Pemahaman (comprehension)
    3. Penerapan (application)
    4. Analisis (analysis)
    5. Sintesis (syntesis)
    6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
    Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
    B.Afektif
    Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
    Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
    1. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
    2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
    3. Valuing (menilai atau menghargai)
    4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
    5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau
    komplek nilai)

    C.Psikomotorik
    Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
    Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.


    BalasHapus
  24. INSTRUMEN PENILAIAN DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN

    1. Jenis-jenis instrumen penilaian adalah tes dan nontes.
    2. Tes terdiri dari tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.
    3. Nontes merupakan aktivitas keseharian yang dinilai oleh guru itu sendiri melalui pengamatan.
    4. Langkah-langkah membuat instrumen penilaian tes dan nontes berbeda.
    5. Langkah-langkah membuat instrumen penilaian tes dengan menetapkan spesifikasi yang berisi uraian yang mencakup kegiatan menentukan tujuan, menyusun kisi-kisi, memilih bentuk instrumen dan menentukan panjang instrumen.
    6. Langkah-langkah menyusun instrumen nontes ada aspek afektif, dan psikomotor.
    7. Penskoran adalah penentuan keberhasilan siswa dalam proses belajar. Ada tiga cara untuk menentukan keberhasilan tersebut.
    a. Kognitif
    b. Afektif
    c. Psikomotor

    BalasHapus
  25. Jadi, rana kognitif lebih mengarah kepada pengetahuan (otak) atau aktifitas otak, cara berfikir. A. Kisi-kisi , sebagai acuan bagi guru dalam membuat soal, dan juga dapat membatu siswA, atau bisa dijadikan sebagai acuan. Dalam melakukan evaluasi ada dua ada tes dan nontes. Hanya itu. Terimahkasih. Yani dewi ns

    BalasHapus
  26. ASSALAMUALAIKUM, Wr.Wb
    Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum. Tujuan kognitif atau ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
    1. Pengetahuan (Knowledge) C1
    Disebut juga aspek ingatan (recall). seseorang dituntut untuk mengenali dan mengetahui tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.
    2.Pemahaman (Comprehension) C2
    Tingkat kemampuan ini mengharapkan siswa mampu memahami arti dan konsep, situasi, serta fakta.
    3.Penerapan (Apllication) C3
    Tingkat kemampuan ini menuntut siswa untuk bisa menerapkan atau menggunakan. misalnya ide-ide umum, metode-metode, prnisip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi baru dan konkret.
    4. Analisis (Analysis) C4
    Tahap kemampuan ini mengharapkan siswa dapat menguraikan suatu bahan atau keadaan.
    5. Sintesis (Synthesis) C5
    Merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan dan menggabungkan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
    6. Penilaian (Evaluation) C6
    kemampuan penilaian, siswa diharapkan mampu membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya.

    Perubahan ranah kognitif taksonomi bloom dibuat agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengindikasikan bahwa siswa akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda)..
    Dimensi proses kognitif mencakup enam katagori, yaitu:
    a. Mengingat (Remember)
    Merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
    b. Memahami (Understand)
    Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa.
    c. Menerapkan (apply)
    Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas.
    d. Menganalisis (analyze)
    Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
    e. Mengevaluasi (evaluate)
    Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.
    f. Mencipta/membuat/mengkreasikan (create)
    Siswa di tuntun untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

    PENGEMBANGKAN KISI-KISI INSTRUMEN PEMBELAJARAN
    Kisi-kisi merupakan suatu alat ukur atau acuan atau suatu petunjuk oleh setiap guru dalam membuat soal.
    kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi dua yakni:
    1) Tes terdiri dari beberapa bagian yaitu: a. Tes uraian b. Tes objektif ( Bentuk jawaban singkat, Bentuk soal benar-salah, Bentuk soal menjodohkan, Bentuk soal pilihan ganda)
    2) Non-tes
    Penyusunan kisi-kisi instrumen nontes didahului dengan penentuan definisi konseptual, kemudian dijabarkan lagi kedefinisi operasional. Dari definisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi beberapa indikator yang selanjutnya dijabarkan menjadi butir-butir instrumen.
    3) Kisi-kisi Instrumen
    Penilaian Langkah awal sebelum membuat soal adalah membuat kisi-kisi instrument penilaian. Format kisi-kisi instrumen penilaian dapat berbeda antara berbagai jenis instrumen yang berbeda. Format kisi-kisi Skala Sikap bisa saja berbeda dengan format kisi-kisi Soal, dan berbeda pula dengan format kisi-kisi pembuatan lembar observasi atau chek list.

    RENDI YANUARLI PUTRA ( 1310013221003 )

    BalasHapus
  27. ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental. Dalam dimensi proses kognitif (cognitive process dimension) terdapat enam kategori yang telah direvisi Bloom, yaitu:
    1. Mengingat (Remember)
    2. Memahami (Understand)
    3. Menerapkan (Apply)
    4. Menganalisis (Analyze)
    5. Mengevaluasi/Menilai (Evaluate)
    6. Mencipta (Create)









    B.INSTRUMEN PEMBELAJARAN
    1. Pengertian Kisi-kisi
    Kisi-kisi merupakan suatu acuan atau suatu petunjuk oleh 
    setiap guru dalam membuat soal. 
    sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrument pembelajaran sehingga kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi dua yakni:
    1) Tes
    terbagi 2 yaitu tes objektif dan subjektif
    2.non tes
    pada dasarnya instrumen nontes ini dibedakan menjadi tiga, yaitu skala, angket, dan inventori. Skala digunakan untuk mengukur konsep psikologis seperti: sikap, minat, motivasi, pendapat, sedangkan angket digunakan untuk mengukur fakta, atau yang dianggap fakta , Sementara itu, inventori digunakan untuk mengungkap kepemilikan nyata.



    Pengembangan kisi-kisi instrumen pembelajaran
    Kisi-kisi merupakan suatu alat ukur atau acuan atau suatu petunjuk oleh setiap guru dalam membuat soal. Oleh karena itu diperlukan sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrument pembelajaran sehingga kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi yakni: Tes (uraian, objekrif, soal benar salah, soal menjodohkan), non-tes (skala, angket, dan intervior) 
    Dalam mengembangkan kisi-kisi instrumen pada ranah kognitif ini, juga dibantu dengan menggunakan daftar kerja operasional dalam ranah kognitif.

    Nurfitri eliza
    1310013221007

    BalasHapus
  28. ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental. Dalam dimensi proses kognitif (cognitive process dimension) terdapat enam kategori yang telah direvisi Bloom, yaitu:
    1. Mengingat (Remember)
    2. Memahami (Understand)
    3. Menerapkan (Apply)
    4. Menganalisis (Analyze)
    5. Mengevaluasi/Menilai (Evaluate)
    6. Mencipta (Create)









    B.INSTRUMEN PEMBELAJARAN
    1. Pengertian Kisi-kisi
    Kisi-kisi merupakan suatu acuan atau suatu petunjuk oleh 
    setiap guru dalam membuat soal. 
    sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrument pembelajaran sehingga kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi dua yakni:
    1) Tes
    terbagi 2 yaitu tes objektif dan subjektif
    2.non tes
    pada dasarnya instrumen nontes ini dibedakan menjadi tiga, yaitu skala, angket, dan inventori. Skala digunakan untuk mengukur konsep psikologis seperti: sikap, minat, motivasi, pendapat, sedangkan angket digunakan untuk mengukur fakta, atau yang dianggap fakta , Sementara itu, inventori digunakan untuk mengungkap kepemilikan nyata.



    Pengembangan kisi-kisi instrumen pembelajaran
    Kisi-kisi merupakan suatu alat ukur atau acuan atau suatu petunjuk oleh setiap guru dalam membuat soal. Oleh karena itu diperlukan sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrument pembelajaran sehingga kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi yakni: Tes (uraian, objekrif, soal benar salah, soal menjodohkan), non-tes (skala, angket, dan intervior) 
    Dalam mengembangkan kisi-kisi instrumen pada ranah kognitif ini, juga dibantu dengan menggunakan daftar kerja operasional dalam ranah kognitif.

    Nurfitri eliza
    1310013221007

    BalasHapus
  29. Ranah pengetahuan taksonomi bloom yaitu bertujuan utk mengetahui pengkategorian tujuan pendidikan, aktivitas otak, dan mengetahui jenjang proses pola berfikir siswa. Taksonomi bloom berbentuk piramida yang berisi kan dari jenjang terendah yaitu mengingat(remember) C1, memahami(understand) C2, menerapkan(apply) C3, menganilisis(analyze) C4, mengevaluasi(evaluate) C5, mencipta/mengkreasikan/memproduksi (create) C6. Deretan jenjang taksonomi tersebut adalah taksonomi bloom yang telah direvisi pada tahun 2001

    BalasHapus
  30. Materi : Ranah Kognitif
    Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
    Aspek kognitif yang berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuang memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensintensis dan kemampuan mengevaluasi.
    Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik di tuntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri,memberi contoh pada suatu konsep atau prinsip. Pada ringkat apliksi, peserta didik di tuntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi baru. Pada tingkat analisis, peserta didik di minta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat seta menemukan sebab-akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik di tuntut untuk mengahasilkan cerita baru, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi sebagai bukti, sejarah, editorial terhadap analisis untuk membuat kebijakan.
    Sekian dari saya Nita Sari Dewi (1310013221004). Wassalamualaikum wr wb

    BalasHapus
  31. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Materi : Ranah Kognitif
    1. Pengertian ranah kognitif
    Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otal adalah ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
    Ada enam penilaian aspek kognitif menurut Bloom, antara lain:
    a. Pengetahuan ( knowledge)
    Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus dan sebagainya, tanap mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
    b. Pemahaman ( comprehension)
    Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu di ketahui atau di ingat.
    Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
    c. Penerapan (application
    Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum. Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang penerapan misalnya : peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan isalam dalam kehidupam sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
    d. Analisis ( analysis)
    Adalah kemampuan seseorang unutk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu menahami hubungan di antara bagian-bagian satu dengan bagian yang lainnya.
    Contohnya peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nhyata dari kedisiplinan seorang siswa di umah, di sekolah, dan dalam kegiudpan sehari-hari di lingkungan masyarakat.
    e. Sintesis (syntesis)
    Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma ,enjadi suatu polayang berstruktur atau berbentuk pola baru.
    f. Evaluasi ( evaluation)
    Adalah jenjang yang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Evaluasi di sini merupakan kemampuan seesorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide.

    Sekian dari saya Monica Zusmeidita (1310013221017). Wassalam. wr, wb

    BalasHapus
  32. Materi : Ranah Kognitif
    Cakupan yang di ukur dalam ranah kognitif adalah :
    a. Ingatan (C1) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai dengan kemampuan menyebutkan simbol, istilah, defenisi, fakta, aturan, metode dll.
    b. Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seorang untuk memahami tentang sesuatu hal. Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menfsirkan, memperkirakan, menetukan, dan menginterprestasikan.
    c. Penerapan (C3) yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring dan menerapkan dengan tepat entang teori, prinsip, simbol pada situasi baru atau nyata. Ditandai dengan kemampuan menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan, mengklasifikasikan, mengubag struktur.
    d. Analisis (C4) yaitu kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau suatu fakta atau objek menjadi lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan membandingkan, menganalisis, menemukan, mengalokasikan, membedakan, mengkategorikan.
    e. Sintesis (C5) yaitu kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep yang logis sehingga menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan kemampuan mensintesiskan, menyimpulkan, menghasilkan, menghubungkan, mengembangkan, mengkhususkan.
    f. Evaluasi (C6) yaitu kemampuan berfikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap suatu sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan.
    Sekian dari saya Serly Restu Fauziah ( 1310013221023). Wassalam.

    BalasHapus
  33. A. RANAH PENGETAHUAN TAKSONOMI BLOOM
    Ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes. Tujuan kognitif atau ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Pada ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi yang diurutkan secara hierarki piramida.

    1. Pengetahuan (Knowledge)/C1
    Dapat disebut juga ingatan (recall).
    2.Pemahaman (Comprehension)/C2
    kemampuan ini mampu memahami arti dan konsep, situasi, serta fakta.
    3.Penerapan (Apllication)/C3
    Tingkat kemampuan ini bisa menerapkannya
    4. Analisis (Analysis)/C4
    Tahap kemampuan ini dapat menguraikan suatu bahan atau keadaan.
    5. Sintesis (Synthesis)/C5
    Kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
    6. Penilaian (Evaluation)/C6
    Kemampuan penilaian, mampu mengambil keputusan tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya berdasarkan kriteria tertentu.

    B. RANAH KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM REVISI
    Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom antara lain:
    a. Mengingat (Remember)
    Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
    b. Memahami (Understand)
    mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada
    c. Menerapkan (apply)
    penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah
    d. Menganalisis (analyze)
    memecahkan suatu permasalahan dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
    e. Mengevaluasi (evaluate)
    suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada kemudian mengambil keputusan.
    f. Mencipta/membuat/mengkreasikan (create)
    menghasilkan suatu produk baru menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

    C. PENGEMBANGKAN KISI-KISI INSTRUMEN PEMBELAJARAN
    1. Pengertian Kisi-kisi
    Kisi-kisi merupakan suatu alat ukur atau acuan atau suatu petunjuk oleh setiap guru dalam membuat soal.
    instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek
    Oleh karena itu diperlukan sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrument pembelajaran sehingga kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi dua yakni:
    1) Tes
    tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.
    2) Non-tes
    Pada dasarnya instrumen non-tes ini dibedakan menjadi tiga, yaitu skala, angket, dan inventori.

    -Kisi-kisi Instrumen
    Satu kisi-kisi dibuat hanya untuk satu objek tertentu yang akan diukur, karena itu kita tidak dapat membuat kisi-kisi instrumen sekaligus untuk tiga ranah tujuan pembelajaran. Satu kisi-kisi dibuat hanya untuk satu dimensi, dan untuk satu tujuan tertentu.
    -Tahapan Pengembangan
    Kisi-kisi Instrument dalam Pembelajaran Adapun beberapa tahapan yang dilakukan dalam mengembangkan kisi-kisi instrument dalam pembelajaran

    D. KAIDAH PENYUSUNAN INSTRUMEN EVALUASI ASPEK PENGETAHUAN
    Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan semua aktivitas mental, kemudian diujikan dan dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat kemampuan siswa.

    BalasHapus
  34. A. RANAH PENGETAHUAN TAKSONOMI BLOOM
    Ranah kognitif merupakan segala upaya yang menyangkut aktifitas otak.
    (1)Pengetahuan adalah jenjang berpikir paling dasar.
    (2) Pemahaman, mencakup pengetahuan.
    (3) Aplikasi atau penerapan, mencakup pemahaman dan pengetahuan.
    (4) Analisis, mencakup aplikasi, pemahaman dan pengetahuan.
    (5) Sintesis, meliputi juga analisis, aplikasi, pemahaman dan pengetahuan,
    (6) Evaluasi, meliputi sintesis, analisis, aplikasi, pemahaman dan pengetahuan.

    B. RANAH KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM REVISI
    Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom.
    a. Mengingat (Remember)
    Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
    b. Memahami (Understand)
    mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada
    c. Menerapkan (apply)
    penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah
    d. Menganalisis (analyze)
    memecahkan suatu permasalahan dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
    e. Mengevaluasi (evaluate)
    suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada kemudian mengambil keputusan.
    f. Mencipta/membuat/mengkreasikan (create)
    menghasilkan suatu produk baru menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

    C. PENGEMBANGKAN KISI-KISI INSTRUMEN PEMBELAJARAN
    1. Pengertian Kisi-kisi
    Kisi-kisi merupakan suatu alat ukur atau acuan atau suatu petunjuk oleh setiap guru dalam membuat soal.
    instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek
    Oleh karena itu diperlukan sebuah kisi-kisi yang akan digunakan untuk menyusun instrument pembelajaran sehingga kisi-kisi sebagai instrumen tes dapat dibagi dua yakni:
    1) Tes
    tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.
    2) Non-tes
    Pada dasarnya instrumen non-tes ini dibedakan menjadi tiga, yaitu skala, angket, dan inventori.

    -Kisi-kisi Instrumen
    Satu kisi-kisi dibuat hanya untuk satu objek tertentu yang akan diukur untuk satu tujuan tertentu.
    -Tahapan Pengembangan
    beberapa tahapan yang dilakukan dalam mengembangkan kisi-kisi instrument dalam pembelajaran

    D. KAIDAH PENYUSUNAN INSTRUMEN EVALUASI ASPEK PENGETAHUAN
    Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan semua aktivitas mental kepada siswa

    BalasHapus
  35. assalamu'alaikum,sebelumnya maaf telat buk, di kampung saya tidak ada jaringan, klo diterima alhamdulillah, kalo tidak juga tidak apa-apa.

    aspek kognitif terbagi atas 2 yaitu deklaratif dan prosedural, aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam kemampuan berpikir, memahami, mensintesis ilmu pelajaran yang mereka tangkap
    ranah kognitif ada 6 berdasarkan taksonomi Bloom 2001, yaitu
    1. remember
    2. understood
    3. apply : menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari
    4. analyze : kemampuan untuk menguraikan suatu bahan ke yang libih rinci
    5. evaluate : pengambilan keputusan dari hasil
    6. create : berkreasi, atau berkarya
    intrumen kisi-kisi terdiri dari : nomor, indikator pembelajaran, tujuan, indikator soal, butir soal, jenis tes, jawaban, tingkat kognitif.

    sekian rangkuman dari saya, terima kasih

    BalasHapus